Sunday, April 8, 2012

Robin Van Persie: Manchester City Bisa Dikalahkan

Robin van Persie yakin bisa mengubur impian Manchester City meraih gelar Liga Primer.

 

Striker Robin van Persie mengatakan dirinya yakin saat ini adalah kesempatan Arsenal mengalahkan Manchester City.

"Manchester City kali pertama mengalami kemunduran di kandang Sunderland, ketika Ji Dong-won mencetak gol berbau offside di masa injury time," ujar Van Persie.

"Itu pukulan luar biasa bagi City, karena setiap orang mengatakan; hei skuad Roberto Mancini bisa dikalahkan," lanjut pemain asal Belanda itu.

 

Bagi Arsenal, masih menurut Van Persie, inilah saat paling tepat untuk mengalahkan Manchester City. Sebelumnya, City seolah menjadi sosok yang tak bisa dihentikan siapa pun.

City selalu bisa mengalahkan siapa pun dengan gaya bermainnya, tapi sangat panik ketika menelan kekalahan. Van Persie yakin City akan sangat tertekan, karena harus menang, saat menghadapi Arsenal.

"Arsenal juga dituntut untuk menang agar bisa mengakhiri musim ini di peringkat tiga," Van Persie.

"Kami akan memenangkan laga ini, sekaligus mengubur impian Manchester City meraih gelar juara," ia mengakhiri.
 

PSMS Medan Pasang Target Putaran Kedua Lebih Baik

Siapapun pelatih anyar PSMS harus bersedia menjadi 'boneka.'

 

Menjamu, PSPS Pekanbaru, besok (9/4), bakal menjadi awal penting buat PSMS. Target masuk sepuluh besar klasemen Indonesia Super League (ISL), dimaknai dengan tak boleh membuang kesempatan di tiap laga seperti catatan putaran pertama.

Berbekal kemenangan 3-1 atas PSPS di Stadion Teladan (27/3), skuad yang diarsiteki Suharto AD ini mengusung untuk mencuri poin.

 

Selama putaran pertama, dari 17 partai, Ayam Kinantan-julukan PSMS, mengemas 21 poin dan berada di posisi 11, dengan lima kali menang, enam kali seri dan enam kali kalah, plus agregat gol 22-23.

Dari catatan putaran pertama pula, PSMS termasuk tim dengan jumlah kartu kuning cukup banyak. Tim ini menerima sebanyak 38 kartu kuning (kk) dan empat kartu merah (km) atau rata-rata dua kartu kuning tiap partai. Persoalan ini menjadi krusial, karena imbasnya mempengaruhi performa tim yang acap kali turun tak komplit, lantaran akumulasi kartu.

Satu-satunya partai yang alfa dari kartu adalah saat PSMS menjamu PSPS di Stadion Teladan dan partai terbanyak kartu, saat PSMS menang away di Deltras (3/3) dengan enam kartu kuning dan 1 kartu merah.

Tercatat, ada tiga pemain yang mengoleksi kartu terbanyak di putaran pertama, yakni Arie Supriatna (tiga kk dan dua km), eks PSMS Inkyun Oh (lima kk), Zulkarnain (5 kk), Anton Samba (4 kk) dan Zainal Anwar (4 kk).  Dan Arie Supriatna, satu-satunya pemain yang mengoleksi dua kartu merah (lawan Pelita dan Deltras).

Pada putaran kedua ini, tim pelatih yang masih memegang label caretaker, Suharto AD punya misi memperbaiki lini tengah. Itu terlihat dari pendepakan dua gelandang inti Inkyun Oh dan Luis Pena, serta striker Choi Dong Soo.

Untuk dua lini, belakang dan depan tidak begitu banyak perubahan, meski adanya pertambahan amunisi baru, seperti Natsja Chech (Slovenia) dan Kim Kangyun (Korsel). Kim Kangyun digadang menjadi duet Osas Saha di depan menggantikan Choi Dong Soo dan Natsja Chech menggantikan posisi Luis Pena. Di barisan kiper, trio Markus Haris Maulana, Edi Kurnia dan Alrian Suhabi masih belum tersentuh perubahan.

Lini depan, PSMS masih mengandalkan Osas Marvelous Saha yang tercatat sebagai top skor di tim dengan sembilan gol. Penyumbang gol terbanyak berikutnya adalah Luis Pena yang didepak (4 gol), Zulkarnain (3 gol), Arie Supriatna dan Nico Malau (2 gol), Sasa Zecevic dan Alamsyah Nasution (1 gol).

Sementara lini belakang, bakal masih milik quartet Novi Handriawan, Sasa Zecevic, Wawan Widiantoro dan Rahmad. Di barisan back ini, Novi Handriawan tercatat sebagai pemain paling banyak dimainkan dari 25 pemain amunisi selama putaran pertama, dengan 16 partai fulltime 90 menit dengan total 1.419 menit.

Novi hanya sekali absen saat PSMS away ke Persela, akibat akumulasi kartu merah. Di peringkat kedua, label pemain terlama dan terbanyak diturunkan adalah Markus Haris Maulana dengan 15 partai fulltime 90 menit, satu partai 54 menit dan satu partai absen (Persidafon) dengan total 1404 menit. Di posisi ketiga ada Wawan Widiantoro dengan total 1.356 menit dari 16 partai main, 12 diantaranya fulltime.

Selanjutnya, ada Osas Saha di 16 partai dengan 1.340 dengan 13 partai fulltime. Dan, pemain kelima terbanyak dimainkan adalah Sasa Zecevic dengan 14 partai dan semua tampil fulltime.
Pada putaran pertama, juga terdapat empat pemain (Jimmy Mak, Alrian Suhabi, Sigit Sudarmawan dan Masrudi Al Massi) yang belum merasakan aura pertandingan, karena selalu jadi cadangan. Sedangkan, Eko Prasetyo hanya sekali tampil selama 11 menit (di Persidafon). Keempatnya didepak dan hanya Alrian yang dipertahankan.

Menghadapi PSPS, Suharto juga masih mengemban tugas sebagai caretaker. Di mana manajemen PSMS belum memutuskan siapa pelatih kepala di putaran kedua yang memiliki lisensi A. Suharto AD yang diakui punya kualitas menangani tim ini masih terganjal lisensi B miliknya.

Sulit bagi manajemen melepaskan tim ini ke pelatih baru, mengingat Suharto dengan kesederhanaan mampu merangkul para pemain. Itu ditunjukkannya saat, manajemen PSMS mendepak Raja Isa, pelatih yang sempat menangani tim selama delapan partai di putaran pertama.

Raja Isa dipecat saat PSMS kalah dari Persegres Gresik United 0-1 di Stadion Teladan (2/2). Bersama Raja Isa, PSMS mengemas empat kali seri (home lawan Mitra Kukar 0-0, away di Pelita 2-2, home lawan Persiwa 1-1, home lawan Persipura 0-0), tiga kali kalah (away di Persib 1-3, away di Arema 1-2 dan home lawan Gresik 0-1), satu-satunya kemenangan saat menjamu Persisam di Stadion Teladan (8/12) dengan 1-0.

Tim kemudian diambil alih Suharto sebagai asisten pelatih. Di tangannya, sisa sembilan partai dengan lima partai home, PSMS tak pernah kalah (menang 4-1 lawan Persiba, 1-0 lawan Persiram, seri 0-0 lawan Sriwijaya, menang 3-1 lawan PSPS dan seri 3-3 lawan Persija. Sisanya, empat partai away PSMS berhasil mengemas sekali kemenangan di kandang Deltras (1-0) dan kalah tiga kali (PSAP 1-2, Persela 1-2 dan Persidafon 1-4).

Manajemen sendiri memastikan, siapapun bakal pengganti Suharto harus rela jadi 'boneka', mengingat tim dianggap sudah nyetel dengan pelatih berkepala plontos yang sukses membawa PSMS ke babak delapan besar divisi utama musim lalu.

Suharto AD menargetkan putaran kedua lebih baik. "Kami ingin  mengemas poin penuh saat main di home dan mencuri poin saat away. Soal pelatih kepala, saya serahkan ke manajemen. Saat ini kami (asisten pelatih Roekinoy, pelatih kiper Sugiar) berusaha meramu anak-anak dengan sebaiknya," ujar Suharto AD